PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Listrik bisa dihasilkan dengan
menggunakan energi nuklir atau reaksi nuklir. PLTN (Pembangkit listrik tenaga
nuklir) atau Nuclear Power Plant
secara umum memiliki 4 elemen utama yaitu : Reaktor Nuklir (nuclear reactor), Heat Exchanger, Turbin Uap
(steam turbine) dan Alternator.
Prinsip Kerja
Prinsip dasar pada pembangkit
listrik tenaga nuklir adalah sama dengan pembangkit listrik tenaga uap.
Perbedaannya adalah pada sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan uap (pada
PLTU umumnya menggunakan batu bara, namun pada PLTN menggunakan panas akibat
reaksi fisi). Uap panas akan digunakan
untuk memutar turbin uap yang terhubung dengan altenator. Altenator
menghasilkan energi listrik.
Meskipun ketersediaan bahan bakar
nuklir (nuclear fuel) untuk PLTN tidaklah
banyak, tapi dengan sedikit bahan bakar
nuklir mampu menghasilkan energi listrik dengan jumlah yang besar. 1 kg uranium
mampu menghasilkan panas sebanyak pembakaran pada 4500 metric tons batu bara (grade coal). Inilah alasannya mengapa
walaupun bahan bakar nuklir (nuclear fuel)
lebih mahal, tapi biaya bahan bakar per
unit energi listrik yang dihasilkan lebih rendah daripada pembangkit dengan
berbahan bakar batu bara atau minyak bumi. Untuk mengatasi era krisis bahan
bakar saat ini, pembangkit listrik tenaga nuklir mampu menjadi alternatif yang
menjanjikan.
Reaksi Fisi
Elemen radioaktif seperti Uranium
(U235) atau Thorium (Th232) digunakan pada reaksi fisi.
Reaksi fisi dilakukan di alat khusus yang disebut reaktor.
Pada reaksi fisi, inti dari atom
radioaktif pecah menjadi 2 bagian yang sama. Pada proses pecahnya inti atom
ini, energi dalam jumlah besar dihasilkan. Energi yang dihasilkan adalah karena
mass defect. Ini berarti total massa
atom awal akan menjadi berkurang selama reaksi fisi. Masa yang hilang selama
reaksi fisi akan dikonversi menjadi energi panas mengikuti persamaan temuan
Albert Einstein, E= mc2 .
Keuntungan dan Kekurangan
Keuntungan :
- Konsumsi bahan bakar per unit energi listrik yang dihasilkan rendah
- Tempat yang diperlukan lebih kecil dibandingkan dengan pembangkit konvensional lain dengan kapasitas yang sama
- Tidak perlu repot masalah pengiriman bahan bakar
- Ketersediaan bahan bakar nuklir (nuclear fuel) yang masih berlimpah di perut bumi, bahkan sampai ribuan tahun lagi
Kerugian :
- Bahan bakar tidak dapat diperoleh dengan mudah
- Initial cost tinggi
- Menyebabkan polusi radioaktif ke lingkungan
- Biaya maintenance lebih tinggi
- Membutuhkan operator dan tenaga pekerja yang terlatih dikarenakan sangat beresiko
- Tidak sesuai untuk daerah dengan beban listrik yang berfluktuasi secara mendadak
- Limbah yang dihasilkan sangat berbahaya. Hanya bisa dibuang jauh dibawah tanah atau jauh ketengah laut.
- Dampak yang dihasilkan jika terjadi kecelakaan sangat besar (Misal : kecelakaan pada rektor di Fukushima)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar