Rabu, 09 November 2016

Organic Rankine Cycle

Organic Rankine Cycle (ORC)


Organic Rankine Cycle adalah solusi untuk pembangkitan listrik dari sumber panas bertemperatur rendah atau medium dengan range 80 sampai 350 oC. Teknologi ini mampu mengeksploitasi panas yang biasanya terbuang begitu saja. ORC dapat juga menjadi solusi ideal ketika sumber panas terlalu kecil untuk dibuatkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Prinsip kerja dari Organic Rankine Cycle sama dengan yang kebanyakan digunakan dari pembangkit listrik yaitu siklus Clausius Rankine. Perbedaan utamanya adalah penggunakan substansi organik untuk menggantikan air atau uap air sebagai fluida kerja. Fluida kerja organik ini memiliki titik didik yang lebih tinggi dan tekanan uap yang lebih besar, sehingga mampu memanfaatkan sumber panas bertemperatur rendah untuk menghasilkan tenaga listrik.

Keuntungan dari ORC dibandingan siklus rankine tradisional

  • -          Sesuai untuk aplikasi dengan temperatur rendah
  • -          Fluida kerja bisa disesuaikan untuk mencapai efisiensi optimal


Applikasi

  • -          Pembangkit listrik tenaga geothermal dan biogass
  • -          Heat recovery pada proses industri dan pembangkit listrik

Kamis, 03 November 2016

CBM (Coal Bed Methane)

CBM (Coal Bed Methane)

Coal Bed Methane atau CBM adalah natural gas tidak konvensional yang mengandung 100% methane (CH4). Selama proses coalification (proses terbentuknya batu bara), metana dalam jumlah besar terbentuk dan tersimpan didalam rongga pada batu bara (coal). Karena batu bara memiliki rongga yang besar, ia dapat menyimpan metana dalam jumlah banyak bahkan mencapai 6 atau 7 kali lebih banyak dari reservoir natural gas konvensional. Dikarenakan metana sudah menjadi sumber bahan bakar yang menguntungkan, CBM didapat dari tambang batu bara yang sudah ada, tambang batu bara yang belum beroperasi, atau dari lapisan batu bara diperut bumi yang tidak ekonomis untuk ditambang.
CBM hampir identik dengan natural gas konvensional dan digunakan untuk keperluan yang sama, seperti penghangat ruangan, memasak, dan keperluan elektikal.

CBM vs Natural Gas

Pada sumur gas konvensional, tekanan gas di reservoir lah yang menggerakkan gas menuju sumur bor dan naik ke permukaan. Disisi lain, CBM tertahan didalam lapisan batu bara oleh tekanan yang ditimbulkan oleh air. Oleh karena itu, untuk CBM mengalir keluar lapisan batu bara, air yang berlebih ini harus dihilangkan. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik open hole completion, dimana pompa penyedot berada dibagian bawah dari sumur. Pompa penyedot akan menghilangkan air dari lapisan batu bara, mengurangi tekanan di lapiran tersebut, dan menyebabkan metana mengalir bebas ke permukaan.
Perbedaan lainnya dari natural gas konvensional dan CBM adalah kedalaman dari sumurnya. Produksi dari CBM umumnya menargetkan lapisan batu bara yang tidak terlalu dalam atau umumnya sekitar 1000 ft sampai 2000 ft, sedangkan sumur dari natural gas konvensional bisa mencapai 8000 ft sampai 12000 ft

(Sumur CBM)

CBM di Indonesia

CBM mulai dikembangkan tahun 2008 di Indonesia.  Tahun 2011 sudah ada listrik yang dihasilkan dari  CBM yaitu didaerah Sanga – Sanga, Kalimantan Timur dibawah kelola Virgina Indonesia Co. CBM Limited (VICO).
Cadangan CBM Indonesia tersebar dalam 11 cekungan. Dengan cadangan 453.3 TCF, Indonesia termasuk nomor 6 di dunia, berdasarkan evaluasi yang dilakukan Advanced Resources International, Inc (ARI) tahun 2003. Berikut hasil evaluasi ARI mengenai cadangan CBM di dunia :
  1. Rusia:  450-2.000 TCF
  2. China: 700-1.270 TCF
  3. Amerika Serikat:  500-1.500 TCF
  4. Australia/New Zealand:  500-1.000 TCF
  5. Kanada:  360-460 TCF
  6. Indonesia:  400-453 TCF
  7. Afrika bagian Selatan:  90-220 TCF
  8. Eropa bagian Barat:  200 TCF
  9. Ukraina:  170 TCF
  10. Turki:  50-110 TCF
  11. India:  70-90 TCF
  12. Kazakhstan:  40-60 TCF
  13. Amerika bagian Selatan/Meksiko:  50 TCF
  14. Polandia:  20-50 TCF.

Cadangan CBM Indonesia terutama berlokasi di Sumatera Selatan sebesar 183 TCF, Barito 101.6 TCF, Kutai 80.4 TCF dan Sumatera Tengah 52.5 TCF