CBM (Coal Bed Methane)
Coal Bed
Methane atau CBM adalah natural gas tidak konvensional yang mengandung 100%
methane (CH4). Selama proses coalification (proses terbentuknya batu bara), metana
dalam jumlah besar terbentuk dan tersimpan didalam rongga pada batu bara (coal).
Karena batu bara memiliki rongga yang besar, ia dapat menyimpan metana dalam
jumlah banyak bahkan mencapai 6 atau 7 kali lebih banyak dari reservoir natural
gas konvensional. Dikarenakan metana sudah menjadi sumber bahan bakar yang
menguntungkan, CBM didapat dari tambang batu bara yang sudah ada, tambang batu
bara yang belum beroperasi, atau dari lapisan batu bara diperut bumi yang tidak
ekonomis untuk ditambang.
CBM
hampir identik dengan natural gas konvensional dan digunakan untuk keperluan
yang sama, seperti penghangat ruangan, memasak, dan keperluan elektikal.
CBM vs Natural Gas
Pada sumur
gas konvensional, tekanan gas di reservoir lah yang menggerakkan gas menuju
sumur bor dan naik ke permukaan. Disisi lain, CBM tertahan didalam lapisan batu
bara oleh tekanan yang ditimbulkan oleh air. Oleh karena itu, untuk CBM
mengalir keluar lapisan batu bara, air yang berlebih ini harus dihilangkan. Ini
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik open
hole completion, dimana pompa penyedot berada dibagian bawah dari sumur.
Pompa penyedot akan menghilangkan air dari lapisan batu bara, mengurangi
tekanan di lapiran tersebut, dan menyebabkan metana mengalir bebas ke
permukaan.
Perbedaan
lainnya dari natural gas konvensional dan CBM adalah kedalaman dari sumurnya.
Produksi dari CBM umumnya menargetkan lapisan batu bara yang tidak terlalu
dalam atau umumnya sekitar 1000 ft sampai 2000 ft, sedangkan sumur dari natural
gas konvensional bisa mencapai 8000 ft sampai 12000 ft
|
(Sumur CBM) |
CBM di Indonesia
CBM
mulai dikembangkan tahun 2008 di Indonesia. Tahun 2011 sudah ada listrik yang dihasilkan
dari CBM yaitu didaerah Sanga – Sanga, Kalimantan
Timur dibawah kelola Virgina Indonesia Co. CBM Limited (VICO).
Cadangan
CBM Indonesia tersebar dalam 11 cekungan. Dengan cadangan 453.3 TCF, Indonesia
termasuk nomor 6 di dunia, berdasarkan evaluasi yang dilakukan Advanced
Resources International, Inc (ARI) tahun 2003. Berikut hasil evaluasi ARI
mengenai cadangan CBM di dunia :
- Rusia:
450-2.000 TCF
- China:
700-1.270 TCF
- Amerika
Serikat: 500-1.500 TCF
- Australia/New
Zealand: 500-1.000 TCF
- Kanada:
360-460 TCF
- Indonesia:
400-453 TCF
- Afrika
bagian Selatan: 90-220 TCF
- Eropa
bagian Barat: 200 TCF
- Ukraina:
170 TCF
- Turki:
50-110 TCF
- India:
70-90 TCF
- Kazakhstan:
40-60 TCF
- Amerika
bagian Selatan/Meksiko: 50 TCF
- Polandia:
20-50 TCF.
Cadangan
CBM Indonesia terutama berlokasi di Sumatera Selatan sebesar 183 TCF, Barito
101.6 TCF, Kutai 80.4 TCF dan Sumatera Tengah 52.5 TCF